Jumat, 08 Oktober 2010

Kokinya Satu Masakannya Banyak

Namanya tukang makan, maka dimanapun berada urusan tenggorokan selalu diutamakan. Tidak terkecuali di unit (rig) terapung. Tentu saja dalam hal ini saya banyak nggelibet mengobrol dengan mereka. Dengan satu catatan bahwa dapur tidak boleh dimasuki selain petugas.
kokiGordon adalah koki yang bertugas cukup lama bekerja disini. Dalam gambar ini dia sendirian bertugas menyiapkan masakan untuk hampir seratus orang.  Kadang ia ditemani seorang asisten yang bertugas mengambil piring, gelas, sendok, garpu dari mesin cuci. Selebihnya dia adalah "one man show."
Seharusnya sebagai jurumasak dia harus pakai topi, tetapi karena tahu akan difoto maka "stupid-cap" alias topi putihnya dilepas. Seperti diketahui Koki saat bekerja diharuskan memakai topi, maksudnya agar kalau sang koki keringatan tidak menetes dan kalau bulunya helai demi helai rontok, apalagi pakai sindap (ketombe) tidak masuk kedalam masakan.
Ruang Kerja
Ini ruang kerja sang koki. Mulai dari potong kentang, wortel, sayuran sampai membuat pastry dilakukan ditempat ini. Musik keras selalu menyertainya ketika mereka bekerja.
Wajahnya menjadi sumringah kalau sudah selesai makan saya meletakkan piring kotor lalu berdiri didepan mereka sambil mengacungkan jempol "Thank You Sir, Very Good Dinner Indeed," dia tahu pasti orang Indon yang bicara mengambil mentah-mentah dari buku kursus 100 jam bahasa Inggris Sutan Sulaiman, sebab orang Australia tidak pernah bilang Thank You melainkan "cheers" yang dibaca seperti cius - dan jarang menyebut Sir kecuali "mate" yang dibaca "maik." Whatever... ini sama dengan kita menyebut "lah" di akhir kalimat. Kalau sudah begini dia akan menjawab "no worries mate" - sebuah ungkapan kalau diterjemahkan menjadi aneh. Niatnya berterima kasih malahan dikira kuatir.
Tetapi ada dukanya. Setiap jam makan dia spesial keluar kandangnya hanya untuk mengecek piring saya. Kalau saja kedapatan saya cuma sayuran atau "healty food," mereka langsung ndedes (bertanya mencecar), "kenapa? apa karena masakan saya tidak enak?" - padahal sudah berulang kali aku mencoba mengatakan sejujurnya, masakannya enak dan huenak (hu) banget
Memajang KueHasil masakan para koki yang berupa kue, pai, milkshake, agar "konyaku." semua dipajang di lemari ini bersama sari buah "Just Juice," susu, susu kacang, es teh manis (baru belakangan ini ada), disamping minuman ringan seperti Coca Cola.
Semua masakan hotel kelas satu. Kalau mereka masak sup buntut ya, kursnya seperti di Hotel Borobudur, dagingnya bisa dilepas pakai sendok saking empuknya.
Karena minimnya petugas dapur maka timbul persoalan ketika kontainer suplai makanan datang dari tongkang untuk disimpan dalam gudang makanan. Padahal seperti nampak pada gambar di bawah ini,   ruangan untuk berjalan di rig begitu sempit sehingga cukup untuk satu orang berpapasan. Tidak mungkin menggunakan, misalnya alat semacam "trolley" - untuk itu kami yang tidak sibuk pada berdiri bahu membahu mengangkuti bahan makanan dan dipindahkan secara estafet. Sebelum acara memindahkan bahan, selalu didahului brifing mengenai bahaya cedera pada persendian pinggang bila mengangkat barang tanpa teknik yang baik tidak perduli seringan apapun barangnya. Bahkan menjadi fardhu untuk mengenakan sepatu boot keselamatan dan kaos tangan.
Sekali tempo saya "mbagusi" malas pakai sarung tangan. Persoalannya kita mengangkat barang hasil bertapa di kotak es selama berhari-hari tentu dinginnya bukan main-main. Tidak lama kemudian tangan saya biru semua. Namun inilah kesempatan untuk ber kontak-sosial dengan mereka. Syukur kalau bisa mengikis kesan negatif bangsa. Apesnya mereka bilang mirip iklan shampo "kok si Anu nggak begitu.
Barang kiriman dibungkus dalam kotak kardus tidak perduli itu telur, daging, atau sayuran. Masing-masing dikenai syarat tidak boleh lebih dari 10 kilogram per bungkus. Maksudnya tidak menimbulkan cidera bagi yang mengangkatnya. Lagian kalau terlalu berat bakalan dibanting-banting dalam pengangkutan. Anda mungkin kerap melihat banyak orang bepergian dengan kopor yang besar dan berat, padahal nantinya kopor bakal dibanting-banting akhirnya cepat rusak.
Gang Sempit di ruang akomodasiCuma karena diantara mereka para kulit putih pekerja keras, saya memilki kelebihan yang mereka tidak bisa saingi yaitu umur, maka usai angkut-angkut daging, kentang, pisang, udang, ikan laut, es krim, dijamin keringat saya paling bercucuran. Orang Australia menyebutnya "you are flat out.."
Habis mereka yang tinggi besar kadang bercandanya "kuli-asli," misalnya paha kambing sudah dingin jelas bobotnya 10 kiloan, main lempar sambil bilang "enteng," giliran kita yang menerimanya sampai mengeluarkan suara "hegh" terbungkuk sambil menahan napas.
Lain kesempatan ia berepisode "berat," sehingga saya keburu menyalurkan lambaran ala Kho Ping Hoo yaitu tenaga Lweekang, Gwakang  dan Sinkang dan mengunci kuda-kuda  ternyata yang disampaikan sekedar kotak berisi udang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar